ada dua takdir gender yang diberikan pada manusia ; perempuan dan laki-laki. namun, baru-baru ini bertambah gender galau (artinya masih ambigu apakah perempuan atau laki-laki) dan manisnya gender itu lebih memprofesi daripada gender yang lainnya. ah hiperbolik.
oke saya tidak bermaksud iri terhadap gender yang ketiga sehingga saya bertanya, apa saya perempuan atau bisa berubah menjadi gender yang lain?ah bukan itu.
saya mengakui saya adalah wanita tulen, secara fisikly sungguh wanita tulen, saya berjilbab, ah bukan jaminan kah?dan saya ingin punya anak. sangat ingin.
perempuan adalah sebuah kekompleksitas-an yang indah. dia tidak hanya mengandalkan pikiran untuk menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. ia memainkan sebuah biola perasaan. bagi nya itu menjadi lebih berwarna, sekalipun bukan selalu warna cerah yang tergambar. perempuan memiliki perasaan yang peka daripada laki-laki. ah benar-benar komplek menjelaskan apa dan bagaimana perempuan itu.
ada yang memandang perempuan sebagai makhluk yang perlu dan sangat teramat dihargai ; mereka dipakaikan pelindung, dihormati dalam keluarga dan masyarakat. bagaimana tidak?mereka yang menghadiahkan setiap bangsa dengan generasi-generasi penerusnya. membimbing dan mengajarkan. tidak ada sentuhan yang paling lembut selain sentuh seorang perempuan, ibu.
ada juga yang memandang perempuan sebagai makhluk yang hina. setiap keluarga yang melahirkan anak perempuan akan malu. bagi mereka perempuan adalah aib. perempuan bisa apa -hello?-. mereka tidak perlu sekolah tinggi karena pekerjaannya hanya dirumah -pendidikan bukan untuk menempatkan seseorang di dapur, di ranjang, di jalan, di atas becak, atau di tebing sekalipun, aneh-.
oke jadi ceritanya saya memihak pada pandangan yang mengatakan perempuan sebagai makhluk yang teramat dihargai. haha. iya dong. tapi sungguh bagi saya ini teramat sulit untuk menghargai diri sendiri -sebagai perempuan-. terutama untuk menjaga kehormatan, untuk tidak menjadi kesalahan bagi orang lain, dan untuk menjaga pandangan orang lain agar tidak merendahkan 'perempuan'. apakah perempuan terlahir dengan kekuatan menghargai dan menjaga itu??
ataukah kami -perempuan- belajar untuk menghargai dan menjaga harga diri kami seiringnya perjalanan hidup?
apa saya perempuan ya?-sampe nanya gitu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar